Kearifan Lokal Suku Karo

Kembali bernostalgia dengan perjuangan masayarakat Indonesia, terkhusus masyarakat Karo dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Alasan yang paling khusus adalah adanya kekayaan alam di Indonesia yang tidak dimiliki negara lain. Setiap sudut negeri kita memiliki potensi sumber daya alam yang tak ternilai harganya, yang pada masa lalu belum bisa kita olah sepenuhnya.
Masayarakat Indonesia bukan bodoh, tapi cara tradisional pada masa itu masih cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Masyarakat kita yang terkenal dengan sifat terbuka (welcome) memberikan kesempatan kepada orang luar begitu mudahnya berbaur dengan kita. Dampak buruknya, bangsa kita dijajah, bangsa kita dipekerjakan di ladang/ lahan sendiri, tapi hasilnya bukan sepenuhnya menjadi hak milik kita. Penjajahan menawan bangsa kita di negeri kita sendiri.
Namun, semuanya sudah berlalu. Kita sudah merdeka berkat perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan, dan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
Rempah-rempah merupakan kekayaan alam dan salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat Karo yang diburu oleh bangsa lain sejak masa lalu. Cengkeh, lada, kopi, kayu manis, buah pala merupakan komoditi unggulan yang tidak ada di negeri mereka. Dari rempah-rempah negeri kita muncullah penyedap, pewangi, penghangat tradisional yang tidak menimbulkan efek samping seperti bahan kimia. Kearifan lokal tersebutlah yang menjadi kekayaan bangsa kita, suku karo pada khususnya.
Kita sering menyepelekan apa yang kita miliki. Padahal dengan kemampuan mengolah rempah-rempah tersebut, kita bisa mendapatkan penghasilan dan mengurangi pengangguran. Sebelum memutuskan pergi jauh-jauh bekerja keluar daerah bahkan keluar negeri yang berisiko tinggi, kita perlu terlebih dahulu melihat peluang yang lebih baik yang ada di negeri kita, misalnya:
- Pembuatan minyak Karo;
- Pembuatan param Karo;
- Pembuatan sembur Karo;
- Pembuatan teh tawar Karo;
Berikut ini penjelasannya.
- Pembuatan Minyak Karo
Pembuatan minyak Karo bukanlah hal yang sulit dan rumit. Dengan melengkapi awas-awas (bahan-bahan) seperti cengkeh, kemiri, kunyit, jahe, lada, ditambah akar-akar kayu hutan, sereh, pandan, dll. Dimasak di atas tungku perapian selama 3 s/d 5 jam, hingga rempah-rempah benar-benar masak dan berubah warna kehitaman. Minyak Karo selain berfungsi untuk menghangatkan tubuh, juga membuat tidur terasa lebih nyenyak, menghilangkan masuk angin, pegal-pegal, gatal-gatal, mengobati bekas luka akibat benda tajam, luka bakar, dll.
Akan lebih wangi jika ditambahkan dengan daun mint dan daun paris. Kemasannya bisa dikemas semenarik mungkin sehingga bisa menarik minat pembeli.
2. Pembuatan Param Karo
Pembuatan param Karo agak berbeda dengan pembuatan minyak Karo. Rempah-rempah ditumbuk halus menjadi tepung, dijadikan bulatan kecil dan terakhir dikeringkan. Cara pemakaian dibalurkan pada bagian yang sakit setelah param dicairkan dengan air hangat di sebuah mangkuk kecil. Kegunaanya hampir sama dengan minyak, yakni meredakan masuk angin, demam, nyeri, dll.
3. Pembuatan Sembur Karo
Sembur juga merupakan olahan dari rempah-rempah penurungi yang ditumbuk sampai halus. Cara pemakaian bisa dimakan langsung ataupun disemburkan ke bagian yang sakit. Biasanya manfaatnya meredakan sakit kepala dan demam.
4. Pembuatan Teh Tawar Karo
Teh tawar adalah teh seduhan rempah yang biasa dicampur dengan teh hangat dan sedikit gula. Berfungsi untuk menghangatkan badan dan menghilangkan masuk angin.
Itulah beberapa hasil olahan rempah-rempah yang merupakan bentuk kearifan lokal orang Karo yang bisa dijadikan pilihan peluang untuk pengembangan usaha. Baik usaha perorangan maupun UMKM.

Tanah kita merupakan wilayah yang subur dengan letak yang strategis untuk menanam rempah-rempah, mengolahnya kemudian memasarkan dan mengembangkannya sebagai peluang usaha yang bisa memberikan dampak positif bagi para pemuda di Tanah Karo. Ayo mari segera pergunakan kesempatan yang ada. Kesempatan masih ada, mari kita jaga dan pergunakan kearifan lokal yang menjadi ciri khas dan kekayaan negeri kita.